Yang Hanya Untuk Sekali Seumur Hidup

ada kutipan . . .
"Hidup hanya sekali, mati sekali, maka jatuh cinta hanya sekali." -Darwis Tere Liye di Novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu.
yep, sesungguhnya aku sangat menyetujui makna dari kutipan tersebut. terutama pada kalimat 'maka jatuh cinta hanya sekali'nya itu. berarti, kita hanya bisa jatuh cinta sekali untuk seumur hidup. sekali untuk selamanya. sekali dan abadi.

aku hanya berbagi, aku hanya menerka-nerka di depan laptop hitamku di kamar kos tercintaku yang pengap ini, pada malam yang sedang gencar menghujani tanah di tempatku berdiam sekarang. bertanya-tanya sebenarnya seperti apakah rasa cinta yang hanya untuk sekali tersebut? seperti apa rasanya ketika sudah sangat matang pembawaan diri ini dan sudah boleh menjatuh-cintai seseorang yang hanya untuk sekali? seperti apa rasanya sudah boleh mencintai satu orang yang sudah sah, sudah resmi menjadi bagian dari hidup kita?  dan seperti apa-seperti apa lainnya.

penasaran?
tentu saja aku sangat-sangat penasaran. ya wajarlah.
tapi ya, syukurlah saat ini aku sendiri belum benar-benar merasa jatuh cinta dengan seseorang. belum-belum. belum boleh juga. kalau ya pun, mungkin hanya suka-suka yang wajar, bukan cinta.

cinta itu ketika kita senang memberi hal-hal yang bermakna pada seseorang yang kita merasa entahlah padanya, merasa hanya senyum dan suaranya saja yang paling elok daripada senyum dan suara hal orang lain. senang memberi, tanpa sama sekali mengharapkan dan meminta balasan. jika tidak seperti itu ya, jelas bukan cintalah namanya.

Comments

Popular Posts