Untuk Captain

ini tentang kenyamananku, Capt. 

hai, Capt. kali ini saya bagi ini di sini. nggak lagi di perkamen. saya merasa sudah nggak nyaman lagi jika berbagi denganmu. saya merasa bahwa kamu bukan seperti sahabat saya lagi, saya males mau berbagi lagi denganmu. saya sudah nggak nyaman lagi. nggak kayak dulu lagi.

kamu tau, Capt. sebenarnya saya begitu ingin berbagi banyak hal, banyak pertanyaan, pernyataan, pendapat denganmu. mengingat bahwa hanya kamu yang sering ngasih jawaban, pendapat, dan kenyataan yang logis untuk saya. dulu saya seperti itu padamu.

tapi semakin kesini, saya nggak semakin nyaman denganmu. mungkin kamu sudah bosan dengan keluhan-keluhan kesusahan yang sering saya luapkan. mungkin juga kamu sudah bosan dengan kenyataan-kenyataan bahwa saya senang menyenangi beberapa laki-laki, bahkan kamu udah tau sendiri siapa yang sedang saya jatuh-cintai, kan.

tapi ini begitu disayangkan. kamu tau sendiri, saya lebih senang berbagi dengan orang yang saya percayai, ketimbang dengan orang tua saya sendiri. bukannya saya tidak mempercayai mereka, Capt. saya hanya nggak mau bikin mereka khawatir, saya nggak mau nambah beban pikiran mereka dengan setumpuk masalah dan keluhan pribadi saya di tempat belajar yang memang inilah pilihan saya sendiri. saya nggak mau. cukuplah saya sendiri yang menysusun tumpukan-tumpukan itu.

tapi sendirinya saya ini memang berat. saya memang tidak pernah bisa sendirian. dan ketika kamu ada, ketika kamu mulai hadir, mulai bantu saya, semua-muanya itu nampak lebih ringan, nampak lebih mudah untuk saya lakukan. dan akhirnya saya jadikan kamu salah satu orang yang saya percayai untuk ukuran orang se-introvert saya ini.

but unfortunately, seperti yang saya utarakan di atas tadi. saya sudah nggak nyaman, sudah nggak seperti dulu. saya jadi males cerita sama kamu. entah. memang semua-semua hal pasti ada alasannya. hal ini juga punya alasan. banyak malah. hanya saya nggak mau utarakan. saya hanya mau kamu tau, bahwa saya sudah tidak nyaman untuk berbagi lagi denganmu.