Just say, 'Hi, Dee.'

why is this so hard to do? :/


wah, siang ini tadi aku kembali jumpa dengan Dee setelah ujian Interpreting di ruang Tes Mawapres dekat serambi masjid kampus. dengan leganya aku keluar dari ruangan ber-AC tersebut, karena nilaiku adalah 78, sama dengan beberapa teman lainnya. alhamdulillah. ini lebih dari lumayanlah menurutku.

kemudian aku bergabung dengan beberapa teman yang sedang asik menghafal materi PPD yang baru kami dapatkan tadi malam. tapi aku tak ikut menghafal. aku ini tipe pembelajar yang hanya akan bisa belajar jika di tempat yang senyap, ya katakanlah seperti kosan tercintaku yang pengap ini. :)

celingak-celinguk, mikir apa yang harus aku lakukan selanjutnya. tetap di serambi ini atau aku harus pulang sajakah? hmm, dan ketika aku menoleh ke serong kanan dari pandanganku, nampaklah si laki-laki ini. Dee. dengan jaket abu-abunya. aku tersenyum.

Dee tengah mengobrol dengan dua orang mbak-mbak. aku tak kenal dengan mereka berdua. tak tau juga apa yang sedang mereka bertiga obrolkan. tapi nampaknya mereka tidak sedang mengobrolkan materi yang ringan. hm, entahlah.

aku terus memperhatikan si Dee itu. sambil menimbang-nimbang, 'padahal aku sama sekali nggak ada feelings bakal ketemu orang ini di sini.' kemudian tersenyum lagi. geleng-geleng kepala lagi. heran.

mbak Titin yang duduk di dekat aku kemudian pamit pulang. sebelum ia beranjak dari tempatnya, aku tanyakan suatu hal tak penting bagi cerita ini pada mbak Titin.
'eh, mbak. itu laki yang di situ itu namanya siapa?' sambil menunjuk ke arah tiga orang yang sedang mengobrol itu.
'ooh, itu mas Rahadian. mas Dian manggilnya.' kata mbak Titin wajar. biasa saja.
'ooh, oke. thank you.' jawabku.
yaah, sekedar bertanya saja. :)

lalu aku kembali pada Dee. Dee nampak melemparkan pandangannya ke berbagai sisi dari serambi itu, melihat-lihat orang yang lewat. loh tapi Dee tetep nggak noleh ke aku. padahal aku bisa lihat dengan jelas laki-laki berjaket abu-abu ini.

haduh, aku ragu ini. harus menegurnya atau engga. atau biarkan saja ini semua berjalan natural, tanpa paksaan. tapi kalau begini terus, kapan akan ada hal baru?

nah! itu si Dee melihat ke arah aku! aku sudah menyimpulkan senyum. :D

tapi kok, Dee nggak balik senyum? sama sekali nggak ada ekspresi? kenapa? padahal, katanya Dee sudah tau tampang aku. hmh, aku heran lagi. -_-'
ah, yasudah. lebih baik aku pulang aja.

'Oh, God. why is this so hard to do? padahal cuman negur aja, tapi kenapa susah banget?' aneh.

oh iya, aku baru ingat bahwa Dee ini tidak bisa melihat sesuatu pada jarak yang jauh. ah, pantas Dee nggak senyum waktu siang tadi. :))

Comments

Popular Posts