I Miss Us

Hi, Blog!

I honestly don't know where to start, I mean, it has been a very long time ago since we were friends. You know, you and me against this mad world. Now here I am, facing you, reading you, remembering you. I should call it as us, but I would rather call it as you, the one who records me for these several years.

Well, then. Now let's see what I can say to you right now, tonight, in this rainy night.

(Menghela napas)
Sebenarnya aku sedang dikejar-kejar tumpukan tugas dan tanggung jawab dari kampus saat ini. Aku baru saja mengerjakan setengah bagian dari salah satu tugas tersebut. Dan sebagai penyegar, aku mengunjungimu, mengunjungiku yang sudah ada di sini 4-5 tahun yang lalu.

Sebenarnya bukan tanpa alasan aku bisa kembali lagi kepadamu. Beberapa hari yang lalu, ada seorang pembacamu yang menyapaku melalui akun Instagramku, menyampaikan betapa ingin ia membacaku lagi, melaluimu. Dan tentu saja aku tak kuasa menghampakan keinginannya itu. Ku wujudkan malam kemarin.

Selain itu, seorang temanku yang sudah ku kenal sejak pertama duduk di bangku kuliah juga (secara tidak langsung) mendorongku untuk merangkulmu lagi. Temanku itu saat ini juga tengah dikejar-kejar tumpukan tugas dan tanggung jawab serupa sebab ia juga kembali kuliah di jenjang kedua setelah strata sebelumnya, sama sepertiku, hanya berbeda kelas. Dia memiliki dan mempublikasikan blog barunya, yang katanya hanya sekedar corat-coret, bukannya karya. Namun ku bilang padanya, bahwa corat-coretan miliknya itupun bisa disebut karya. Temanku itu, masih aktif menulis (apapun) sampai saat ini. Sedang aku, 'mati'.

Kemudian, belakangan ini aku juga sering membaca rekamanmu, sejak awal mula kau ku ciptakan tahun 2013 silam. Kau sungguh begitu berwarna, dahulu itu. Beraroma manis, bernuansa magis. Sangat indah.

Tapi karenaku, kau juga pernah hanya mampu hidup segan, matipun tak hendak. Karenaku. Aku egois.

Maaf.

Dan harus aku akui, aku merindukan kita; kau dan aku.

Apa boleh, aku kembali kepadamu dan tinggal di sini lagi?